Pada tanggal 27 Maret 1906 didirikan Javasche Motor Club yang berkantor di jalan Bojong 153 – 156, Semarang. Dalam perkembangannya Javasche Motor Club dirubah namanya menjadi Het Koningklije Nederlands Indische Motor Club (KNIMC) yang selanjutnya sejalan dengan tuntutan zaman nama KNIMC.
Berubah lagi menjadi Indonesische Motor Club (IMC) sampai saat penyerahan kedaulatan dari Kerajaan Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia, dimana IMC turut diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia yang dalam hal ini oleh Departemen Perhubungan.
Sejak IMC diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 nama IMC berubah menjadi Ikatan Motor Indonesia (IMI) , maka telah dimintakan pula pengakuan dan pengesahan dari Badan-Badan Internasional seperti AIT, FIA, FIM dan OTA sedangkan kantor pusat IMI (d/h IMC ) yang selama ini berada di Semarang di pindahkan ke Jakarta yang untuk pertama kali dan sampai dengan tahun 1968 menempati beberapa ruangan dari Kantor Bank Exim Kota (d/h Gedung Factory) setelah tahun 1968 kantor Pusat IMI telah beberapa kali berpindah tempat yang akhirnya sampai saat sekarang menempati bahagian
dari ruangan Sayap Kanan – Stadion Tennis, Jalan Pintu – I Senayan.
dari ruangan Sayap Kanan – Stadion Tennis, Jalan Pintu – I Senayan.
PERKEMBANGAN
ORGANISASI
Sejak
diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 yang ke mudian
namanya berubah menjadi IMI sampai kini dalam perkembangan perjalanan nya dari
periode ke periode seperti tersebut dibawah ini :
1.
Periode 1950 – 1975
Diawal
periode ini secara ex – officio Ketua Umum IMI dijabat oleh Menteri
Perhubungan, untuk itu jabatan Ketua Umum IMI yang pertama dijabat
oleh Bapak IR. Juanda, dan untuk melaksanakan tugas – tugas
pimpinan sehari – hari telah di tunjuk Bapak Drs. Musa Kunto sebagai Direktur
IMI. Selanjutnya jabatan Ketua Umum IMI diserahterimakan seiring
dengan pergantian jabatan Menteri Per hubungan dari Bapak IR. Juanda kepada
Bapak Jenderal Hidayat,sedangkan jabat an Direktur IMI diganti
Bapak Adnan Syammi hal ini dikarenakan Bapak Drs. Musa Kunto
mendapat tugas belajar keluar negeri pada tahun 1956.
Selanjutnya karena Bapak Hidayat mendapat tugas baru sebagai Duta Besar R.I di Kanada maka untuk jabatan Ketua Umum IMI diserahterimakan kepada Bapak Komodor Sutopo, kemudian Bapak Sutopo menyerahkan jabatan Ketua Umum kepada Bapak Jenderal Polisi Sucipto Yudodiharjo,dan dibawah kepemimpinan Bapak SuciptoYudodiharjo untuk jabatan Direktur IMI dirubah namanya menjadi Sekretaris Jenderal yang dijabat oleh Bapak Assari. Dibawah kepemimpinan Bapak Sucipto Yudodiharjo, karena tidak adanya pengawasan yang menyebabkan IMI mengalami kemerosotan.
Karena kondisi ini maka, pada pertengahan tahun 1972 diadakan pertemuan antara para Pengurus IMI yang diprakarsai oleh Bapak Hidayat dan Bapak Sucipto Yudodiharjo, namun dalam per temuan tersebut karena sakit Bapak Sucipto Yudodiharjo tidak hadir, dan beliau di wakili oleh Bapak Letjen Pol Drs Slamet Sukardi (Ketua I IMI) yang selama ini menjalankan tugas-tugas Ketua Umum. Dimana hasil dari pertemuan tersebut menyepakati meminta kesedian Bapak Drs. Frans Seda yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan untuk dapat bertindak sebagai Ketua Umum IMI yang baru, sedangkan Sekretaris Jenderal tetap dipegang oleh Bapak Asaari dan sejak saat itu IMI kembali diserahkan kepada Departemen Perhubungan.
Seiring dengan terjadinya pergantian jabatan Menteri Perhubungan dari Bapak Drs. Frans Seda kepada Bapak Emil Salim, maka Ketua Umum IMI juga terjadi per gantian dan setelah 3 (tiga) tahun Bapak Emil Salim menangani IMI, karena ke sibukan beliau sebagai Menteri Perhubungan selanjutnya beliau menunjuk Direktur
Jenderal Perhubungan Darat selaku Ketua Umum IMI.
Selanjutnya karena Bapak Hidayat mendapat tugas baru sebagai Duta Besar R.I di Kanada maka untuk jabatan Ketua Umum IMI diserahterimakan kepada Bapak Komodor Sutopo, kemudian Bapak Sutopo menyerahkan jabatan Ketua Umum kepada Bapak Jenderal Polisi Sucipto Yudodiharjo,dan dibawah kepemimpinan Bapak SuciptoYudodiharjo untuk jabatan Direktur IMI dirubah namanya menjadi Sekretaris Jenderal yang dijabat oleh Bapak Assari. Dibawah kepemimpinan Bapak Sucipto Yudodiharjo, karena tidak adanya pengawasan yang menyebabkan IMI mengalami kemerosotan.
Karena kondisi ini maka, pada pertengahan tahun 1972 diadakan pertemuan antara para Pengurus IMI yang diprakarsai oleh Bapak Hidayat dan Bapak Sucipto Yudodiharjo, namun dalam per temuan tersebut karena sakit Bapak Sucipto Yudodiharjo tidak hadir, dan beliau di wakili oleh Bapak Letjen Pol Drs Slamet Sukardi (Ketua I IMI) yang selama ini menjalankan tugas-tugas Ketua Umum. Dimana hasil dari pertemuan tersebut menyepakati meminta kesedian Bapak Drs. Frans Seda yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan untuk dapat bertindak sebagai Ketua Umum IMI yang baru, sedangkan Sekretaris Jenderal tetap dipegang oleh Bapak Asaari dan sejak saat itu IMI kembali diserahkan kepada Departemen Perhubungan.
Seiring dengan terjadinya pergantian jabatan Menteri Perhubungan dari Bapak Drs. Frans Seda kepada Bapak Emil Salim, maka Ketua Umum IMI juga terjadi per gantian dan setelah 3 (tiga) tahun Bapak Emil Salim menangani IMI, karena ke sibukan beliau sebagai Menteri Perhubungan selanjutnya beliau menunjuk Direktur
Jenderal Perhubungan Darat selaku Ketua Umum IMI.
1.
Periode 1975 – 1978
Penunjukan Bapak
Sumpono
Bayuaji
yang waktu itu menjabat sebagai
Direktur
Jenderal Perhubungan Darat,
pada tanggal
11 Maret
1975
sebagai Ketua Umum IMI oleh Menteri Perhubungan dengan
Keputusan
Nomor. 573/U-18/Phb-75.
Sedangkan untuk jabatan Sekretaris Jenderal ditunjuk
Bapak
Drs. R.
Soekotjo.
Dalam perkembangan organisasi diawal kepemimpinan
Bapak Sumpono Bayuaji, IMI memasuki babak baru, dimana langkah awal yang beliau
lakukan adalah me nyusun program kerja yang meliputi :
1.
Untuk memudahkan pengawasan terhadap pelaksanaan
administrasi maupun keuangan dengan melakukan Penertiban Administrasi.
2.
Konsolidasi Organisasi dengan mengutamakan penghidupan
kembali DPD – DPD IMI yang telah vakum dan membentuk DPD IMI di daerah – daerah
yang belum terbentuk, untuk itu melalui program konsolidasi organisasi dapat
dilakukan :
1.
Inventarisasi Club – Club IMI Daerah
2.
Peremajaan DPD – DPD IMI lama, misalnya : Jateng dan
Jatim.
3.
Pembentukan dan peresmian DPD – DPD IMI baru, seperti
: D.I Yogyakarta, Bali, Kalbar, Kaltim, Sulsel, Sulut, Sumsel, Sumbar dan D.I
Aceh yang ke mudian disusul oleh daerah – daerah lain.
3.
Mendorong pelaksanaan kegiatan – kegiatan olahraga
kenderaan bermotor di daerah – daerah. Seiring dengan berjalannya program
konsolidasi organisasi di daerah – daerah yang ditandai dengan semakin tertib
dan teraturnya penyelenggaraan kegiatan olahraga di daerah – daerah, dimana
setiap daerah rata – rata sebulan sekali ada event olah raga bermotor, sehingga
semangat aspirasi para remaja pecinta olahraga ini dapat tersalurkan.
2.
Periode 1978 – 1984
Untuk mengganti kedudukan Bapak Sumpono Bayuaji
sebagai Ketua Umum IMI pada tanggal
22 September
1978
dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor.
SK. 93/KP.404/Phb – 78. telah
diangkat Bapak
Nazar
Noerdin,
sebagai Ketua Umum IMI yang waktu itu mengganti kedudukan
Bapak Sumpono Bayuaji se bagai Direktur Jenderal Pehubungan Darat. Sedangkan
untuk jabatan Sekretaris Jenderal berdasarkan
SK. Dirjen
Hubdar No. 37/IMI/SK/XI/78
. tanggal 7 Nopem ber 1978, menunjuk Bapak
R.
Herfien,MS,
yang saat itu menjabat sebagai Direktur Lalu Lintas
Angkutan Jalan Raya
(LLAJR)
selaku pengganti Bapak Drs.Soekoco.
Seiring dengan pergantian pengurus dan untuk
pengembangan tugas – tugas dalam menjalankan kegiatankegiatan organisasi dan
olahraga mengalami penyempurnaan- penyempurnaan untuk melanjutkan usahausaha
perluasan organiasasi IMI diseluruh Indonesia melalui pembentukan DPD-DPD IMI
yang telah dilaksanakan pada perio de sebelumnya dengan melakukan koordinasi
dengan Gubernur,Kapolda dan Kadis LLAJR Propinsi yang belum membentuk DPD
IMI,untuk melanjutkan program kon solidasi yang telah dilaksanakan pada periode
sebelumnya, walaupun tidak selancar sebagaimana yang diharapkan dan pada
periode ini telah berhasil dibentuk DPD IMI di Sumatera Utara, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Timur, Maluku,Kalimantan Selatan.
Kemudian untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan –
kegiatan dalam periode ini IMI dengan SK.KetuaUmum PB.IMI No.105/IMI/SK/X/1982,tertanggal 1Oktober
1982 melengkapi kepengurusan dengan menetapkan para Ketua – Ketua Bidang
sebagai berikut :
1.
Ir. Sumitro Surachmat sebagai Ketua Bidang Khusus.
2.
Subronto Laras sebagai Ketua Bidang Dana .
3.
Albert M Pangabean sebagai Ketua Bidang Luar Negeri.
4.
Ir. Suparto Soejatmo sebagai Ketua Bidang Teknik.
5.
Dolly Indra Nasution sebagai Ketua Bidang Perlombaan.
6.
Helmi Sungkar sebagai Ketua Bidang Pembinaan.
7.
Idat Lubis sebagai Ketua Bidang Organisasi.
Disamping
Ketua – Ketua Bidang Ketua Umum PB. IMI, juga telah menunjuk Ny. Suparlan
sebagai Sekretaris Eksekutif dan Oloan Sitompul selaku Humas. Untuk
membicarakan hal-hal berkenaan dengan program organisasi, maka dalam periode
ini telah ditetapkan rapat rutin diadakan 3 (tiga) bulan sekali dan atau se
waktu – waktu bila diperlukan.
Untuk menangani pertumbuhan kegiatan olahraga kenderaan bermotor dalam periode ini secara langsung mulai ditangani adalah Sekretaris Jenderal, selanjutnya dalam periode ini mulai ada undangan keluar negeri dari Badan olahraga kenderaan ber motor Internasional untuk mengikuti konfrensi. Dari pertemuan tersebut, Badan-Badan dan olahraga kenderaan bermotor yang ada dikawasan Asia Tenggara menyepakati untuk membentuk bentuk Asosiasi Olah Raga Kenderaan Bermotor Asean atau AFAA ( Asean Federation of Automobile Association ) yang secara aklamasi telah mengangkat Bapak R.Herfien,MS sebagai Chairman dan Bapak Albert M.Pangabean sebagai Secretary General. Kepengurusan AFAA dilantik pada tanggal 26 Oktober 1982 oleh Bapak Roesmin Nurjadin, Menteri Perhubungan R.I, dan dihadiri oleh semua dari utusan asosiasi olahraga kenderaan bermotor Asean.
Meningkat dan mantapnya perekonomian masyarakat diiringi dengan makin ber kembangnya industri perakitan kenderaan bermotor, hal ini memberi dampak positif terhadap perkembangan olahraga kenderaan bermotor diseluruh wilayah tanah air. Hal ini dapat dilihat, hampir setiap minggu ada penyelenggara yang mengajukan per mohonan izin penyelenggaraan kegiatan olahraga rally mobil, rally motor, balap mo bil, balap motor, motocross, go-kart dan untuk menghindari bentokan tanggal pelaksa naannya sehingga dapat merugikan pihak-pihak yang melaksanakan kegiatan tersebut untuk PB. IMI mulai tahun 1981 mengeluarkan kalender sport tahunan dan mulai ta hun 1982 kalender sport IMI mulai dicetak berupa buku saku. Dengan tersusunnya kalender sport tersebut IMI telah mampu mengadakan penertib an – penertiban dibidang olahraga kenderaan bermotor, antara lain :
Untuk menangani pertumbuhan kegiatan olahraga kenderaan bermotor dalam periode ini secara langsung mulai ditangani adalah Sekretaris Jenderal, selanjutnya dalam periode ini mulai ada undangan keluar negeri dari Badan olahraga kenderaan ber motor Internasional untuk mengikuti konfrensi. Dari pertemuan tersebut, Badan-Badan dan olahraga kenderaan bermotor yang ada dikawasan Asia Tenggara menyepakati untuk membentuk bentuk Asosiasi Olah Raga Kenderaan Bermotor Asean atau AFAA ( Asean Federation of Automobile Association ) yang secara aklamasi telah mengangkat Bapak R.Herfien,MS sebagai Chairman dan Bapak Albert M.Pangabean sebagai Secretary General. Kepengurusan AFAA dilantik pada tanggal 26 Oktober 1982 oleh Bapak Roesmin Nurjadin, Menteri Perhubungan R.I, dan dihadiri oleh semua dari utusan asosiasi olahraga kenderaan bermotor Asean.
Meningkat dan mantapnya perekonomian masyarakat diiringi dengan makin ber kembangnya industri perakitan kenderaan bermotor, hal ini memberi dampak positif terhadap perkembangan olahraga kenderaan bermotor diseluruh wilayah tanah air. Hal ini dapat dilihat, hampir setiap minggu ada penyelenggara yang mengajukan per mohonan izin penyelenggaraan kegiatan olahraga rally mobil, rally motor, balap mo bil, balap motor, motocross, go-kart dan untuk menghindari bentokan tanggal pelaksa naannya sehingga dapat merugikan pihak-pihak yang melaksanakan kegiatan tersebut untuk PB. IMI mulai tahun 1981 mengeluarkan kalender sport tahunan dan mulai ta hun 1982 kalender sport IMI mulai dicetak berupa buku saku. Dengan tersusunnya kalender sport tersebut IMI telah mampu mengadakan penertib an – penertiban dibidang olahraga kenderaan bermotor, antara lain :
1.
Mengadakan seleksi terhadap mutu kegiatan.
2.
Meneliti personalia kepanitiaan, penanggung jawab
kegiatan tersebut, sehingga dapat dipertanggung jawabkan kegiatan yang
dilaksanakan.
3.
Menunjuk salah seorang Ketua Bidang PB. IMI untuk
duduk selaku Pengawas Perlombaan.
4.
Meneliti Peraturan Perlombaan.
5.
Memperketat pengambilan Kartu Izin Balap maupun penyelenggara
yang tidak mematuhi peraturan.
6.
Mengadakan brefing baik kepada olahragawan maupun
kepada panitia penyelenggara, pada tiap kali diadakan kegiatan ( 2 atau 3 hari
sebelum pelaksanaan kegiatan ).
7.
Menginventarisasi serta membina club – club olahraga kenderaan
bermotor.
8.
Memberikan sangsi – sangsi terhadap pembalap maupun
penyelenggara yang tidak mematuhi peraturan.
9.
Kepada setiap penyelenggara kegiatan diwajibkan
menyerah sebahagian dari dana yang terkumpul untuk tujuan sosial, yaitu
membantu panti – panti asuhan, lembaga cacat, korban bencana alam dan musibah
lainnya.
Dengan
penertiban-penertiban tersebut diatas, maka mutu kegiatan serta prestasi para
olahragawan dapat makin ditingkatkan. Prestasi pembalap-pembalap Indonesia
untuk kawasan Asia dan Pasific termasuk ke lompok lima besar, sedangkan di
kawasan Asean untuk kegiatan Balap Mobil, Balap Motor, Rally Mobil dan Motor,
Motocross dan Go-Kart prestasi pembalap Indonesia selalu menduduki rangking
teratas dan atau runner-up. Kegiatan-kegiatan perlombaan yang diikuti pembalap
Indonesia didalam maupun di luar negeri untuk kejuaraan Nasional dan
Internasional antara lain :
1.
Rally Nasional Seri I, II dan III
2.
Internasional Pemuda Rally ( memperebutkan Piala
Bergilir Presiden R.I )
3.
Balap Mobil dan Motor Indonesia Grand Prix.
4.
Indonesia Internasional Kart Prix.
5.
Asean Rally, yang dilaksanakan tiap tahun secara
bergantian disalah satu negara anggota Asean.
6.
Asean Race, yang dilaksanakan tiap tahun secara
bergantian disalah satu negara anggota Asean.
7.
Malaysian Grand Prix ( Balap Mobil dan Motor ).
8.
Penang Grand Prix ( Balap Mobil dan Motor ).
9.
Macao Grand Prix ( Balap Mobil dan Motor ).
10.
Hongkong Kart Prix ( Balap Go – Kart ).
Selanjutnya
pihak dealer setelah melihat perkembangan kegiatan olahraga kenderaan bermotor
yang dilaksanakan IMI mulai menghibahkan kenderaan – kenderaan balap dan rally
termasuk sepeda motor untuk digunakan dalam pertandingan baik sifatnya Nasional
maupun Internasional.
Untuk mengatur mekanisme kerja organisasi,dalam periode ini telah berhasil disusun draft Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMI oleh Sekretaris Jenderal PB IMI, draft Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMI telah disyahkan pada tanggal 1 Oktober 1982.
Untuk mengatur mekanisme kerja organisasi,dalam periode ini telah berhasil disusun draft Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMI oleh Sekretaris Jenderal PB IMI, draft Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMI telah disyahkan pada tanggal 1 Oktober 1982.
1.
Periode 1984 – 1991
Pada bulan Mei 1984 berhubung Bapak Nazar Noerdin
memasuki masa pensiun dan Jabatan beliau sebagai Dirjen Perhubungan Darat
digantikan oleh Bapak Ir. Giri S. Hadihardjono dan untuk selanjutnya dalam
periode ini jabatan Ketua Umum PB. IMI diserah terimakan kepada Bapak
Ir. Giri S.
Hadisardjono,
untuk jabatan Sekretaris Jenderal dalam periode ini
ditiadakan dan untuk tugas – tugas Sekretaris Jenderal ditangani langsung oleh
Ketua Umum yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh staf Sekretariat Jenderal.
Dalam periode ini terjadi perubahan sebutan nama untuk
Pengurus IMI Daerah dengan nama
Pengurus
Daerah IMI
yang dalam periode sebelumnya sebutan untuk Pengurus
Daerah IMI adalah
Dewan
Pimpinan Daerah (DPD) IMI.
Untuk pengem bangan kegiatan–kegiatan IMI di daerah,
maka telah dapat dibentuk Pengda – Pengda dibeberapa Propinsi yang sebelumnya
belum membentuk Pengda dan diakhir periode ini dari 27 Propinsi tinggal
Propinsi Sumatera Barat dan Sulawesi Tenggara yang be lum terbentuk Pengda
.
Selama Bapak Ir. Giri S Hadisardjono menjabat Ketua
Umum, beliau telah menye lenggarakan 2 (dua) kali Musyawarah Nasional ( MUNAS)
yang dihadiri oleh utusan Pengda, masing-masing 2 (dua) orang dan beberapa
pengamat. Untuk menyusun dan menyempurnakan Peraturan Perlombaan,mengawasi
pelaksanaan perlombaan dan penyelenggaraan kegiatan olah raga kenderaan
bermotor, Bapak Ir.Giri S Hadisardjono telah
mendorong untuk dibentuknya Komisi Olahraga kendera an bermotor PB.IMI yang terdiri dari komisi :
1.
Balap Mobil.
2.
Balap Motor.
3.
Slalom Test.
4.
Go – Kart.
5.
Motocross.
6.
Time Rally.
7.
Speed Rally.
Supaya adanya keseragaman dalam penerapan pelaksanaan
peraturan perlombaan, serta bertukar informasi mengenai kendala yang dihadapi
oleh Daerah dalam menye lenggarakan perlombaan,maka dalam periode ini telah
diadakan Penataran Nasional yang diikuti oleh utusan Pengda seluruh Indonesia
yang dalam hal ini untuk setiap Pengda mengikut sertakan 2 (dua) orang
utusannya. PB.IMI untuk mengikuti perkembangan olahraga kenderaan
bermotor Internasional selalu mengirimkan utusanya untuk menghadiri Kongres FIA
dan CIK di Perancis.
Seiring dengan perkembangan olahraga kenderaan
bermotor Internasional, IMI sejak tahun 1987 selalu menyelenggarakan Rally
Internasional yang diakui oleh FIA, dimana pada tahun 1987 – 1988 IMI telah
dapat menyelenggarakan Kejuaraan Rally Internasional Seri Asia dan sejak tahun
1989 s/d tahun 1991 Kejuaraan Rally ini mulai ditingkatkan menjadi Kejuaraan
Rally Internasional Seri Asia Pasific. Semenjak tahun 1991 kejuaraan dimaksud
sudah dijadikan calon Kejuaraan Rally Dunia, untuk dapat terealisasi Rally
Dunia di Indonesia, IMI telah melakukan pen dekatan dengan instansi terkait
(pemerintah dan swasta) yang akan menunjang sarana prasarana dalam
penyelenggaraan Rally dimaksud dengan mengadakan kerjasama.
1.
Periode 1991 – 1995
Setelah 16
tahun jabatan Ketua Umum PB. IMI yang secara terus menerus dijabat oleh Dirjen
Perhubungan Darat, dalam periode ini setelah diadakan perubahan dan penyesuaian
– penyesuaian melalui Musyawarah Nasional ( Munas ) IMI yang ke dua di Jakarta
pada tanggal 19 Mei 1991, telah terpilih Bapak Hutomo Mandala
Putra, sebagai Ketua Umum PB. IMI yang nota bene bukan Dirjen
Perhubungan Darat menggantikan Bapak Ir. Giri S Hadisardjono, dan Bapak Suparto
Soejatmo sebagai Sekretaris Jenderal.
Program – program yang telah dan dapat dilaksanakan dalam periode ini dalam bidang organisasi, luar negeri, olah raga, tehnik, pariwisata, pelayanan umum, SIM Internasional dan carnet, kesekretariatan dan kebendaharaan/keuangan diantara nya :
Program – program yang telah dan dapat dilaksanakan dalam periode ini dalam bidang organisasi, luar negeri, olah raga, tehnik, pariwisata, pelayanan umum, SIM Internasional dan carnet, kesekretariatan dan kebendaharaan/keuangan diantara nya :
1.
Melalui konsolidasi organisasi telah dapat terealisasi
pembentukan Pengda – Pengda baru dibeberapa Propinsi dan pengaktifan kembali
Pengda – Pengda yang mengalami kevakuman, wujud dari konsolidasi dimaksud
adalah kehadiran dari utusan – utusan Pengda IMI dalam Munas maupun Rakernas
IMI
2.
Restrukturisasi organisasi sesuai dengan
amanat MUNAS diantaranya dengan menempatkan Club sebagai ujung tombak pembinaan
dan penghapusan kepengurusan cabang (PENGCAB)
Dan diakhir
periode, Bapak Hutomo Mandala Putra telah mengajukan usulan kepada Panitia
Pengarah dalam menyiapkan materi rancangan perubahan dan penyempurna an AD dan
ART IMI khususnya penyebutan Pengurus Besar ( PB ) IMI menjadi Pengurus Pusat
(PP) IMI untuk mendapatkan pengesahan dalam Munas III IMI.
1.
Periode 1995 – 1999
Setelah
memperhatikan dan mempertimbangkan aspirasi yang berkembang dalam Munas III IMI
yang diselenggarakan pada tanggal 1 – 2 Juni 1995 di Medan, team formatur Munas
III IMI yang diketuai oleh Bapak Hutomo Mandala Putra telah berhasil memilih
Bapak Bob R.E Nasution, SH untuk ditetapkan oleh Forum Munas
III IMI sebagai Ketua Umum dan Bapak Dolly Indra Nasution sebagai
Sekretaris Jenderal PP. IMI masa bakti 1995 – 1999.
1.
Periode 1999 – 2003
Melalui
Munas IV IMI yang dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 3 – 5 Desember 1999,
untuk jabatan Ketua Umum PP. IMI kembali terpilih Bapak Bob R.E Nasution, SH
sedangkan untuk Jabatan Sekretaris Jenderal dijabat oleh Bapak Drs Usa
Sutrisna. Dalam Munas yang keempat ini untuk pertama kali sistem pemilihan
Ketua Umum tidak lagi dilakukan melalui sistem formatur, namun dilakukan dengan
sistem pemilihan langsung ( voting ). Hal ini seiring dengan adanya perubahan
AD dan ART, yang didalamnya mengatur tentang tata cara pemilihan Ketua Umum dan
Ketua sedangkan mengenai struktur kepengurusan juga mengalami perubahan.
Menyadari beratnya tantangan kedepan yang akan dihadapi oleh kepengurusan dalam menjalankan program, tugas dan kebijakan organisasi. Untuk itu dalam periode ini dalam menjalankan kebijakan untuk pelaksanaan program organisasi, olah raga dan wisata sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Munas IV IMI, yang kesemuanya itu bertujuan menjadikan organisasi IMI sebagai organisasi yang mampu melaksanakan peran dan fungsinya sebagai wadah pembinaan terhadap :
Menyadari beratnya tantangan kedepan yang akan dihadapi oleh kepengurusan dalam menjalankan program, tugas dan kebijakan organisasi. Untuk itu dalam periode ini dalam menjalankan kebijakan untuk pelaksanaan program organisasi, olah raga dan wisata sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Munas IV IMI, yang kesemuanya itu bertujuan menjadikan organisasi IMI sebagai organisasi yang mampu melaksanakan peran dan fungsinya sebagai wadah pembinaan terhadap :
1.
Seluruh jajaran dan tingkatan dari organisasi IMI.
2.
Penggemar, atlit dan lembaga pendukung kegiatan olah
raga kenderaan bermotor.
Disamping
hal – hal tersebut diatas untuk periode ini organisasi juga telah menyusun
rencana kerja untuk program pelayanan umum dan sosial. Untuk itu melalui
program tersebut, organisasi akan meningkatkan pelayananan kepada masyarakat
yang ingin mendapatkan SIM Internasional, Carnet dan road service lainnya yang
berhubungan dengan kenderaan bermotor. Sedangkan program sosial yang merupakan
program kepedulian organisasi terhadap masyarakat, organisasi mengupayakan
adanya keselarasan antara program sosial dengan program lainnya.
1.
Periode 2003 – 2007
Selanjutnya
melalui Munas V IMI yang dilaksanakan di Balikpapan pada tanggal 18 – 21
Desember 2003, telah dimulai babak baru dalam pemilihan Ketua Umum PP.IMI melalui proses penjaringan
yang juga mensyaratkan para Calon untuk memaparkan Visi dan Misi nya dalam
MUNAS sebagai forum tertinggi Organisasi.
Pada pemilihan Ketua Umum PP.IMI yang diselenggarakan secara langsung dalam MUNAS V IMI, terpilih Bapak Yuliari P. Batubara sebagai Ketua Umum, dimana beliau sebagai ketua formatur bersama tim formatur lainnya menetapkan susunan kepengurusan PP-IMI periode 2003 – 2007.
Pada pemilihan Ketua Umum PP.IMI yang diselenggarakan secara langsung dalam MUNAS V IMI, terpilih Bapak Yuliari P. Batubara sebagai Ketua Umum, dimana beliau sebagai ketua formatur bersama tim formatur lainnya menetapkan susunan kepengurusan PP-IMI periode 2003 – 2007.
1.
Periode 2007 – 2011
Periode
2007-2011 diwarnai dengan perubahan besar dalam penataan Sistem Keolahragaan
Nasional (SKN) di Indonesia dengan dibentuknya kembali Kementrian Negara Pemuda
dan Olahraga yang berlanjut dengan diterbitkannya UU.RI No.3 -2005 tentang SKN yang
mulai berlaku pada bulan Pebruari 2007. Dengan berlakunya UU ini maka terjadi
perubahan dimana seluruh Sistem Keolahragaan Nasional menjadi Wewenang dan
Tanggung Jawab Menteri dan KONI diubah menjadi dua lembaga yaitu KON (Komite
Olahraga Nasional) dan KOI (Komite Olimpiade Indonesia).
IMI sebagai Induk Organisasi Cabang Olahraga anggota KON, menjadi satu-satunya lembaga yang mempunyai kewenangan dibidang olahraga kendaraan bermotor yang dilindungi oleh UU.RI.
IMI sebagai Induk Organisasi Cabang Olahraga anggota KON, menjadi satu-satunya lembaga yang mempunyai kewenangan dibidang olahraga kendaraan bermotor yang dilindungi oleh UU.RI.
Sumber:
https://asaticbanten.wordpress.com/2013/06/21/sejarah-singkat-tentang-imi-ikatan-motor-indonesia/
https://andrylesmana05.wordpress.com/2012/03/20/tentang-imi-ikatan-motor-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar